PERGESERAN
POLA PENDIDIKAN ANAK
DALAM
KELUARGA DI ERA GLOBAL
Abstrak:
Berbagai
pola pendidikan anak dengan pendekatan konvensional maupun kontemporer menjadi
hal fundamental. Keterlibatan orangtua secara total dalam menyelaraskan
derasnya kemajuan Iptek dengan internalisasi nilai-nilai kebaikan yang mesti
diwariskan tiap generasi. Orangtua dituntut adaptif terhadap perkembangan
aktual globalisasi. Bijak menetapkan sikap mendidik anak, tidak apatis lalu
menolak perkembangan jaman serta globalisasi, tidak juga hanyut dalam atmosfir
materialisme. Sikap serba tengah dan moderat menjadi solusi.
Kata Kunci: Keluarga, Pergeseran Pola
Pendidikan Anak, Era Global, Solusi
A. Pendahuluan
Era global
merupakan era kemajuan teknologi yang membawa pengaruh terhadap kehidupan umat
manusia, baik yang bersifat negatif maupun positif. Teknologi yang berkembang
membawa berbagai informasi dan membantu dalam pekerjaan. Hal ini sangat
menantang perkembangan dunia anak terutama dalam pendidikannya.
Selain itu, paradigma
peradaban
modern lebih mementingkan aspek material dan kesenangan (hedonis) mengikis
aspek spiritual dan kejiwaan dalam masyarakat. Banyak keluarga, harus
kehilangan nilai spiritualnya lantaran dipolusi oleh berbagai kejahatan dan
dosa. Akibatnya, mereka melahirkan anak-anak yang bermoral rendah, perusak dan menyimpang dari jalan lurus. (Muhammad Taqi Falsafi, 2003: 245)
Melihat fenomena
yang terjadi masa kini, anak akan kehilangan perhatian, kasih sayang,
pendidikan, dan hak-hak yang seharusnya didapatkan dalam keluarga. Pendidikan menjadi
media pewarisan nilai-nilai kebaikan dari generasi ke generasi, sedangkan jaman
yang menghadang dipenuhi dengan tantangan, sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran pola pendidikan
anak. Melalui artikel ini, penulis akan menawarkan solusi untuk menyikapi
pergeseran pola pendidikan anak di era global sekarang ini.
B. Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang
pertama dan utama bagi anak, tanggung jawab memberikan pendidikan kepada anak
adalah kewajiban kodrati yang mesti dipenuhi orangtua. Tanggung jawab utama orang
tua dalam pendidikan anak dimulai sejak dalam kandungan, kelahiran hingga
menjelang memasuki bangku sekolah. Namun, Kamrani Buseri (2010: 136) menyatakan
bahwa pendiddikan di atas belumlah cukup terutama perkembangan emosi menyangkut
rasa kasih sayang kedua orangtuanya yang tidak bisa digantikan oleh siapa pun.
(Kamrani Buseri, 2010: 136)
Secara
garis besar pola asuh orangtua dalam mendidik anaknya dapat dikategorikan
menjadi tiga macam, yaitu pola otoriter, permisif, dan otoritatif. Pertama,
pola asuh otoriter menerapkan
seperangkat peraturan kepada anaknya secara
ketat dan sepihak,
cenderung menggunakan pendekatan yang bersifat diktator, menonjolkan
wibawa, menghendaki ketaatan mutlak. Kedua,
pola asuh permisif memperlihatkan bahwa orangtua cenderung memberikan banyak
kebebasan kepada anaknya dan kurang memberikan kontrol, sedangkan ketiga,
pola asuh otoritatif yaitu orangtua memberi
kebebasan disertai bimbingan kepada
anak.
Berdasarkan
ketiga pola asuh di atas, dapat ditegaskan bahwa ketiga pola tersebut dapat
digunakan dalam mendidik anak sesuai dengan situasi dan kondisi di era global
sekarang ini.
C. Era Global
Era
adalah kurun waktu dalam sejarah, sedangkan global yaitu umum. Di dalam
penggunaannya orang sering menggunakan istilah “globalisasi” artinya mendunia. Globalisasi
adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam
masyarakat global.
Walaupun globalisasi membawa banyak
perubahan terhadap bangsa Indonesia terutama dalam hal mudahnya dalam mengakses
informasi dari berbagai belahan dunia, namun selalu saja dampak negatif
mengiringi prosesnya, terutama dalam upaya harmonisasi budaya Timur Indonesia
yang menjaga norma, etika dan susila dihadapkan dengan budaya barat yang
cenderung liberal.
Secara lebih luas, globalisasi sendiri mempunyai
dampak terhadap kehidupan manusia, dampak positif dari globalisasi misalnya
perubahan tata nilai dan sikap, irasional menjadi rasional, berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, tingkat kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Sedangkan dampak negatif yang dirasakan misalnya pola hidup konsumtif, otoriter
(individualistik), budaya kita sudah tertanam sejak dulu punah begitu saja dan
dapat memengaruhi kalangan muda untuk mengikuti tren pada zaman sekarang, serta
munculnya kesenjangan sosial.
Memperhatikan beberapa dampak di atas,
globalisasi diibaratkan dua sisi mata pedang yang sulit untuk dihindarkan, satu
sisi merupakan senjata bagi eksistensi seseorang, di sisi lain beresiko bisa mencelakakan
pemiliknya. Diperlukan kebijaksanaan dalam menyikapi dampak globalisasi,
terutama bagi orangtua dalam mendidik anaknya. Sebagian orangtua bersikap
apatis dan cenderung menolak perkembangan jaman dan globalisasi, di bahagian
lain telah hanyut dalam atmosfir konsumerisme-materialisme yang membuat generasi
terjerembab di lorong-lorong jaman.
D. Solusi Membangun Pendidikan Anak dalam Keluarga
di Era Global
Pendidikan menuntut terjadinya perubahan.
Prinsip pendidikan yang selalu bergerak maju (progress) dihadapkan pada
dinamika jaman global akan meniscayakan banyak hal, satu di antaranya
pergeseran pola pendidikan anak dalam keluarga.
Setiap orangtua mengidamkan proses pendidikan
anak berjalan tanpa kendala, sedang jaman seakan siap menggilas yang lengah
akan keberadaannya, maka diperlukan solusi untuk membangun kembali pola
pendidikan anak, antara lain:
1. Melihat
dan menyadari akan besarnya perubahan yang terjadi akibat dampak globalisasi yang
semakin meningkat.
2. Perhatian
dan kasih sayang sebagai pengiring perkembangan kejiwaan dan pendidikan anak.
3. Orangtua
menguasai wawasan pendidikan dan mengikuti perkembangan teknologi dengan
memahami dampak dan manfaat.
4. Menginternalisasikan
nilai pendidikan kepada anak di tiap kesempatan.
5. Selalu
membimbing anak dalam pemakaian barang teknologi.
Selain beberapa solusi di atas, secara umum ada beberapa pola pendidikan yang
dapat digunakan oleh setiap orangtua dalam mendidik anak-anaknya, yaitu:
1. Pola
pendidikan dengan keteladanan
Orangtua
secara langsung akan menjadi suri teladan bagi anak-anaknya, seperti kata cerdik pandai, satu teladan
lebih berharga dari seribu nasihat.
2. Pola
pendidikan dengan pembiasaan
Pendidikan
dengan pembiasaan melakukan perilaku terpuji diharapkan menjadikan anak cenderung
kepada kebaikan dan dimulai di rumah. (Zakiah Daradjat, 1970: 62)
3. Pola
pendidikan dengan pemberian perhatian
Orangtua
hendaklah memperhatikan perkembangan anak dalam pembinaan aqidah dan moral.
4. Pola
pendidikan dengan nasehat
Penanaman pendidikan
dengan menyodorkan kata-kata yang baik, sehingga apa yang didengarnya
masuk dalam hati dan diamalkannya.
5. Pola
pendidikan dengan pemberian hadiah
Hadiah berefek
motivasi jika melakukan prestasi.
6. Pola
pendidikan dengan pemberian hukuman
Hukuman
bertujuan menyadarkan anak, mulai dari yang ringan sampai berat, sejak kerlingan menyengat sampai pukulan
menyakitkan. (Ahmad Tafsir, 2005 : 186)
Konteks pendidikan anak dapat direlevansikan
dengan teladan Luqman
dalam mendidik anak-anaknya, bahwa periode mendidik anak dibagi 3 periode,
yaitu 7 tahun pertama bimbingan, kedua dengan kasih sayang dan ketiga pengarahan.
Pentingnya pendidikan anak mutlak dilakukan, diharapkan
ia akan tumbuh dan menjadi orang yang berguna sejalan dengan harapan orangtua
maupun bangsa. Dengan demikian, pergeseran cara mendidik anak dalam keluarga menjadi
keniscayaan sehingga pendidikan yang bergerak maju mengikuti tuntutan jaman
dapat beriringan dengan nilai-nilai kebaikan yang akan diwariskan dari generasi
ke generasi sehingga generasi yang akan datang tidak akan kehilangan identitas
dan jati diri.
E. Penutup
Era
Globalisasi datang seiring waktu membawa dampak yang sangat signifikan dalam
kehidupan keluarga, baik dampak positif maupun negatif. Melihat fenomena, pola
pendidikan anak dalam keluarga mestilah mendapat perhatian serius, pergeseran
pola pendidikan konvensional menuju pola pendidikan kontemporer, dengan
berbagai pendekatan dan mendapat sentuhan kemajuan Iptek. Pergeseran
internalisasi nilai dari tradisi lisan ke tulisan menjadi akselerasi ekstrem
pendidikan.
Hampir
setiap pembahasan mengenai pendidikan anak, termasuk teori yang dikutip maupun
yang belum penulis muat dalam tulisan ini, mengungkap betapa pentingnya
pendidikan anak.
Alternatif
solusi agar terhindar dari pengaruh negatif globalisasi yang semakin meningkat
mengharuskan orangtua lebih bijak dan fokus, mengambil jalan tengah dengan
memberikan pendidikan kepada anaknya, dengan menyelaraskan manfaat perkembangan
teknologi dan informasi sebagai dampak positif globalisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad,
Nurwadjah, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Bandung: Penerbit Marja, 2007)
Buseri, Kamrani, Pendidikan Keluarga dalam
Islam dan Gagasan Implementasi, (Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang,
2010)
Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970)
Falsafi, Syeikh Muhammad Taqi, Anak Antara
Kekuatan Gen dan Pendidikan, (Bogor: Cahaya, 2003)
http://regional.kompasiana.com/2013/01/29/kehidupan-di-era-globalisasi-523958.html, (diunduh 1 maret 2013)
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005)
Semoga Bermanfaat . . .