Halaman

Welcome

Abidakan Ilmu Dengan Tulisan

Selasa, 03 April 2012

Keterampilan Mengaktifkan Siswa


Oleh : Gustina
( Tugas Makalah : PPL I)
KETERMPILAN MENGAKTIFKAN SISWA

BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila adanya pendidik atau guru, peserta didik (siswa), materi  (bahan pelajaran), media pembelajaran (sarana prasarana), metode dan strategi-strategi pembelajaran yang ada didalamnya. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri.
Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Sering kali, peserta didik tidak hanya terpaku di tempat-tempat duduk mereka, berpindah-pindah dan berpikir keras.[1] Merupakan sebuah kesadaran baru yang harus diutamakan adalah peran anak didik sebagai aktor bukannya guru. Selama ini yang lebih ditonjolkan adalah guru atau dosen, sementara siswa/mahasiswa diposisikan sebagai objek atau di ibaratkan siswa datang sebagai celengan kosong, kemudian guru/dosen masuk untuk menyuapi ataupun mengisinya. Untuk itu, harus diciptakan belajar aktif didalam kelas terutama kepada peserta didik yang sangat berperan dan seorang guru harus profesional dalam hal pengelolaan kelas.
Kita tahu bahwa peserta didik belajar paling baik dengan cara melakukan. Tetapi bagaimana kita mengembangkan belajar aktif ? Nah, didalam makalah ini akan dibahas mengenai strategi-strategi khusus dan praktis yang dapat digunakan untuk semua materi pelajaran. Strategi-strategi ini dirancang untuk memeriahkan ruangan didalam kelas. Beberapa dari strategi tersebut sangat menyenangkan dan mengarahkan kepada hal yang serius, tetapi semuanya dimaksudkan untuk mendalami kegiatan belajar dan ingatan serta mengaktifkn siswa didalam pembelajaran.
B.           Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.              Membantu guru atau pendidik dalam hal bagaimana mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
2.              Mengurangi problema dalam manajemen kelas yang seringkali mengganggu pendidik atau guru dalam menyampaikan materi pelajaran.



















BAB II
KETERAMPILAN MENGAKTIFKAN SISWA
A.          Pengertian Keterampilan Mengaktifkan Siswa
Menurut Gordon (1994 : 55), keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Sedangkan keterampilan menurut Dunnette (1976 : 33), keterampilan merupakan kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat.[2] Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu kemampuan dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaaan sesuai dengan kapasitas yang diperlukan secara mudah dan cermat.
Keterampilan mengaktifkan belajar siswa merupakan kegiatan guru dalam usaha merancang kegiatan pembeljaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif baik fisik maupun mental.[3] Seorang guru harus bisa terampil untuk mengaktifkan siswanya di dalam pembelajaran. Dengan demikian, guru harus memiliki kemampuan berempti, menjadi pendengar yang baik, dan bisa menjadi fasilitator bagi anak didik dalam memecahkan masalah mereka oleh mereka sendiri.
B.           Tipe-tipe Belajar Siswa
Adapun tipe-tipe belajar siswa adalah sebagai berikut[4] ;
1.Tipe Belajar Visual
Bagi siswa yang bertipe belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis.
2.              Tipe Belajar Auditif
Siswa yang bertipe auditif mengandalakan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya.
3.              Tipe Belajar Kinestetik
Siswa yang bertipe belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
4.              Tipe Belajar Kombinatif
Siswa bertipe kombinatif adalah siswa yang dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu alat indra.Ia dapat menerima pelajaran dangan mata dan telinga sekaligus ketika belajar.
C. Prinsip-prinsip dalam Mengaktifkan Siswa Belajar      :
Menurut para ahli psikologi belajar ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa belajar. Prinsip-prinsip tersebut antara lain;[5]
1.                        Motivasi
Motiv adalah daya yang dimiliki seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuaktu. Seorang guru perlu mengetahui apa yang menjadi pendorong siswanya dalam belajar atau melakukan sesuatu.
2.              Latar dan konteks
Agar pemahaman si belajar meningkat dan terarah, maka materi pelajaran yang diberikan harus saling berkait sesauai dengan konteknya.
3.              Keterarahan atau Fokus
Agar proses pembelajaran berjalan terarah, terfokus dan lancar, pada setiap akan mengajar perlu dibuat perencanaan yang matang.
4.              Hubungan sosial atau sosialisasi
Kerjasama guru dan siswa atau antara siswa dan keaktifan siswa dalam PBM sudah harus disiapkan pada saat membuat rencana pembelajaran. Siswa perlu dilatih untuk belajar bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas.



5.              Belajar sambil Bekerja
Pada dasarnya anak-anak menyukai belajar sambil bekerja atau melakukan suatu kegiatan, karenanya dalam PBM dirancang dengan memberi kesempatan kepada anak untuk bekerja atau beraktifitas yang merangsang kemampuan otot dan berfikirnya.
6.              Perbedaan perorangan
Setiap siswa memiliki bakat, latar belakang kehidupan, kemampuan, tingkat pengetahuan, sikap dan kebiasaan yang berbeda. Dengan kata lain setiap individu memiliki keunikan diri.
7.              Prinsip Menemukan
Berikan siswa konsep-konsep inti dan mintalah siswa untuk menemukan dan membuktikannya sendiri konsep-konsep lain yang terkait dengan cara memberi pertanyaan yang merangsang daya pikir, menumbuhkan rasa ingin tahu dan menemukannya sendiri.
8.        Memecahkan Masalah
Untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri yang dihadapi dalam kehidupan siswa, maka kegiatan belajar mengajar harus diarahkan pada pemecaham masalah, hal ini diperlukan untuk menumbuhkan kepekaan siswa pada masalah-masalah yang ada disekitarnya.
Permasalahan yang muncul didalam pembelajaran harus diselesaikan (dicari jawabannya) oleh siswa selama prose belajarnya.[6]
D.          Strategi dalam Mengaktifkan Siswa
         Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Dengan demikian, guru sebagai fasilitator dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.[7]
Kumpulan awal strategi ini akan membantu para peserta didik untuk lebih mengenal dan memahami kembali atau membangun semangat tim dengan sebuah kelompok yang telah saling mengenal satu sama lain. Ketika ingin menggunakan berbagai strategi membangun tim ini, cobalah kaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan dikelas dan membuat eksprimen dengan strategi-strategi baru untuk peserta didik.
 Adapun strategi-strategi dalam mengaktifkan peserta didik atau siswa adalah sebagai berikut.[8]
1.        Reconecting (Menghubungkan Kembali)
Ketika ingin memulai pelajaran, maka sangat penting membuat peserta didik agar aktif dari awal. Jika tidak, akan terjadi resiko yang berdampak seperti halnya semen yang dalam waktu kurun waktu tertentu akan membeku.
Dalam pelajaran yang waktunya habis, kadang-kadang akan membantu menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran tersebut dengan para peserta didik setelah beberapa saat lewat diantara (sela) pelajaran.
Prosedur dalam melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut.
a.               Ingatkan kembali kepada siswa tentang materi pelajaran sebelumnya sebelum meneruskan pelajaran hari ini.
b.               Ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pelajaran sebelumnya.
c.               Dapatkan respons dari pertanyaan yang diajukan kepada siswa secara bergantian.
d.             Hubungkan dengan topik pelajara sekarang.
2.        Inquiring Minds What To Know (Membangkitkan Rasa Ingin Tahu)
Teknik sederhana ini merangsang rasa ingin  tahu peserta didik dengan mendorong spekulasi mengeni topik atau persoalan. Para peserta didik lebih mungkin menyimpang pengetahuan tentang materi pelajaran yang tidak tercakup sebelumnya jika mereka terlibat sejak awal dalam sebuah pengalaman pengajaran kelas penuh.
Prosedur dalam melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut.
a.               Berikan satu pertanyaan kepada siswa dan berharap bahwa beberapa siswa mengetahui jawabannya.
b.              Doronglah siswa untuk berspekulasi dan menebak dengan bebas.
c.               Bentuklah keingintahuan tentang jawaban yang sebenarnya dan janganlah memberi umpan balik dengan segera, terima semua tebakan.
d.             Gunakan pertanyaan sebagai petunjuk ke arah apa yang sekiranya yang akan diajarkan kepada siswa.
3.        Learning Starts With A Question (Belajar Memulai dengan Sebuah Pertanyaan)
Proses mempelajari sesuatu yang baru adalah adalah lebih efektif jika peserta dididik tersebut aktif, mencari pola daripada menerima saja. Satu cara menciptakan pola belajar aktif ini adalah merangsang peserta didik untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka, tanpa menjelaskan dari pengajar lebih dahulu. Strategi sederhana ini merangsang siswa untuk bertanya, kunci belajar.
Prosedur  dalam melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut.
a.          Bagikan bahan belajar dan mintalah siswa belajar berpasangan.
b.         Siswa diminta membuat pertanyaan dari hal yang belum dimengerti.
c.          Kumpulkan semua pertanyaan dan kelompokkan jenisnya.
d.        Mulailah menjawab dari hal yang mereka tanyakan.
4.         The Power Of  Two (Kekuatan Berdua)
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi itu. Karenanya, dua kepala tentu lebih baik daripada satu.
Prosedur dalam melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut.
a.          Ajukan satu atau dua pertanyaan atau permasalahan yang membutuhkan pemikiran/perenungan.
b.         Siswa diminta menjawab secara tertulis.
c.          Kelompokkan siswa secara berpasangan (dua dua).
d.        Minta mereka saling menjelaskan dan mendiskusikan jawaban baru
e.          Brainstrorming, siswa membandingkan jawaban hasil diskusi antar kelompok
f.           Klasifikasikan dan simpulkan agar siswa memperoleh pemahaman yang utuh
5.        Everyone Is A Teacher Here (Setiap Orang adalah Guru)
Ini merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didiklain.
Prosedur dalam melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut.
a.               Bagikan kertas dan mintalah siswa menulis pertanyaan tentang materi atau hasil belajar yang harus didiskusikan.
b.              Kumpulkan kertas dan kocok lalu bagkan kepada siswa secara acak.
c.               Undang sukarelawan (siswa) untuk membacakan dan menjawab atau tanggapan.
d.             Kembangkan diskusi dari pertanyaan tersebut.
e.               Klasifikasi hasil diskusi agar siswa memperoleh pemahaman.

















BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
Ketermpilan dalam mengaktifkan siswa merupakan kemampuan dalam mengelola dan mengoperasikan suatu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tertentu secara cermat dan teliti agar siswa turut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Didalam belajar dikenal tipe-tipenya yaitu tipe belajar visual (penglihatan), auditif (pendengaran), kinestetik (gerak dan sentuhan) dan kombinatif. Kemudian dalam mengaktifkan siswa dalam pembelajaran juga memiliki prinsip-prinsip sebelumya. Prinsip-prinsip dalam mengaktifkan siswa antara lain motivasi, latar dan konteks, keterarahan atau focus, hubungan sosial atau sosialisasi, belajar sambil bekerja, perbedaan perorangan, prinsip menemukan, dan pemecahan masalah.
Strategi-strategi yang digunakan dalam mengaktifkan siswa adalah Reconecting (Menghubungkan Kembali), Inquiring Minds What To Know (Membangkitkan Rasa Ingin Tahu), Learning Starts With A Question (Belajar Memulai dengan Sebuah Pertanyaan), The Power Of  Two (Kekuatan Berdua), dan Everyone Is A Teacher Here (Setiap Orang adalah Guru).
B.           Saran
Diharapkan kepada mahasiswa/i atau calon pendidik untuk keterampilan (kemampuan) nya dalam melaksanakan tugas mulia  sebagai pendidik dengan sebaik-baiknya, yaitu membuat peserta didik  paham dan mengerti mengenai materi pelajaran.
Selanjutnya, ilmu pengetahuan dalam makalah ini hanyalah sedikit yang didapatkan untuk itu juga disarankan kepada mahasiswa/i atau para pendidik agar banyak-banyak mencari dan menemukan strategi-strategi lain yang lebih baik dalam mengaktifkan siswa.







DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina ,2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silberman, Melvin L., 1996, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:Pustaka Insan Madani.
Suparno,SJ, Paul R.Rohadi,dkk, 2002, Reformasi Pendidikan,  Yogyakarta:Penerbit Kanisius .
http:/blog.unnes.ac.id/lynalatifah/files/2010/03/.



[1] Melvin L.Silberman, 1996, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:Pustaka Insan Madani, hal. xxi.
[3] http:/blog.unnes.ac.id/lynalatifah/files/2010/03/,
[4] Ibid., http:/blogunnes.ac.id/....
[6]Paul Suparno,SJ, R.Rohadi,dkk, 2002, Reformasi Pendidikan,  Yogyakarta:Penerbit Kanisius, hal.43.
[7] Wina Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal.24.
[8] Ibid.,  Lihat Melvin L.Silberman, 1996, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif, , hal 63-172.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar